Gadisku Obsesiku, Bagian 2: Aku cemburu .............. -------------------------------------------------------------------------------- Dengan jantung yang berdegup kencang, Kudekati kamar tidur yang pintunya setengah terbuka, aku kaget ketika mendengar desahan pelan dari kamar itu, ketika dengan hati-hati kudorong sedikit pintu yang tidak tertutup sempurna itu sedikit, agar mataku cukup leluasa mengintip kedalamnya, bukan main kagetnya ketika kulihat didalamnya terdapat sepasang manusia sedang bergumul dengan asyiknya. Aku tahu pasti bahwa yang laki laki itu pasti adalah Mr. Park sorang Korea yang mejadi salah seorang direktur di perusahaan tempat aku bekerja. Tidak mengherankan karena ini adalah apartemen tempat tinggal dia. Orang itu memang terkenal doyan cewek, dan beberapa orang cewek yang bekerja di kantor juga sudah menjadi mangsa dia. Dari segi umur harusnya dia sudah cukup umur, yang pasti diantara 40-50 tahun, namun demikian badannya masih tegap kokoh karena memang rajin berolah raga. Namun yang sedikit merisaukan hatiku adalah sang perempuan, dari desah dan rintihannya suaranya sangat familiar dengan telingaku, suara yang membuat hatiku selalu berbunga-bunga bila mendengarnya walaupun hanya di telepon. Suara itu ………………………….. Penasaran aku mendorong pintu itu sedikit lagi, kini mataku benar-benar bisa melihat apa yang sedang terjadi didalamnya. Ternyata memang benar, perempuan itu adalah Wina …………. Gadis cantik yang membuatku tergila-gila padanya. Gadis yang sudah 3 bulan terakhir ini terlibat permainan asmara denganku. Memang dirinya bukanlah kekasihku ……. Karena dia toh sudah memiliki pacar yang alim itu …………. Namun beberapa minggu terakhir ini memang kita sudah terlibat permainan yang sangat dalam, sudah belasan kali dia kugauli setiap ada kesempatan. Dan setiap kali itu pula dia yang paling bisa membangkitkan gairahku sampai bangkit berkali-kali. Penampilan gadis itu sebenarnya tidaklah terlalu menyolok, tinggi sedang sekitar 165cm, berkulit kuning langsat layaknya gadis keturunan cina pada umumnya, wajahnya oval dengan mata yang bulat, tidak seperti layaknya gadis-gadis keturunan umumnya yang bemata sipit, mungkin karena ia mengenakan kacamata minus. Hidungnga mancung dengan bibir mungil kemerahan. Rambutnya lurus hitam panjang sedikit dibawah punggung dengan poni tebal menutupi dahinya yang kecil. Namun ketika turun ke dada, payudaranya bentuknya sangat indah, tidak besar namun memiliki bulatan yang sangat bagus dan mancung kedepan sehingga jika berjalan selalu berguncang-guncang dengan segar. Putting susunya agak sedikit mendongak keatas mengikuti bentuk kerucut payudaranya, dengan aerola yang bulat cokelat muda kemerahan dan akan membengkak dan keras ketika dirangsang, mencuatkan putting susunya yang mungil makin runcing keatas. Turun kearah perut kurva itu begitu sempurna dan rata dan pinggangnya yang ramping serta memiliki pantat yang sangat sekal tidak besar namun bulat padat dan sedikit meninggi, didepannya dipangkal pahanya ……………… bukit kewanitannya tertutup rambut hitam yang tidak begitu lebat, sehingga tidak mampu menutupi bibir indah yang ada dibaliknya. Membayangkan tubuhnya yang telanjang saja kejantananku bisa meronta-ronta dibalik celana dalamku, sehingga aku semakin terobsesi terhadap dirinya. Aku tahu gadis itu tidak perawan lagi ketika pertama kali aku gauli, Sialan …………….. hanya selisih beberapa minggu setelah dia di perawani pacaranya. Namun aku tak perduli, sejauh aku bisa sering-sering bersama dengan dirinya aku merasakan kepuasan yang sangat dalam …… bahkan sering kali aku merasa cemburu setiap tahu dia sedang bersama pacarnya, walaupun aku tahu aku tidak berhak apa-apa terhadap dirinya, bahwa dia mau aku gauli itupun sebenarnya sudah bagus ………………. Entahlah …. Mungkin aku sudah mulai jatuh cinta padanya??? Aku sempat mengusap mataku beberapa kali dan berharap seandainya apa yang aku saksikan didepan mataku itu salah, namun tetap saja apa yang kulihat memang tidak berubah, gadis itu memang Wina adanya, dan kelihatannya dia pasrah saja diperlakukan seperti itu oleh Mr. Park. Saking asyiknya sepasang manusia itu sehingga mereka tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang mengintip dibalik pintu kamar yang sedikit terbuka. Diatas ranjang ukuran King Size, Wina sedang berbaring telentang, kepalanya berada diatas bantal besar dan kedua belah kakinya mengangkang lebar membiarkan kepala Mr. Park berada di antara kaki itu, wajah lelaki itu nampak rapat menelungkup di pangkal pahanya dengan mulut dan lidah yang menempel dibibir vaginanya. dia sedang menerima jilatan dari laki laki itu dengan ganasnya, terlihat tubuh Wina menggeliat dan mendesah nikmat. Mereka sepertinya tak mengetahui kehadiran orang ketiga disitu, Mata Wina terpejam sambil sebelah tangannya meremas kepala yang sedang merengsek pangkal pahanya itu. Mr Park yang berlutut masih mengenakan celana dalam menjilati vagina Wina, entah sudah berapa lama mereka melakukannya, yang jelas belum terlalu lama karena BH nylon berenda warna putih yang membalut bagian tubuhnya yang atas belum juga terbuka, masih menutupi buah dadanya yang montok. Hanya saja tali BH-nya yang kanan sudah melorot sehingga payudaranya yang kanan menyembul memperlihatkan putting susunya yang merah kecoklatan. Putting susu itu sudah membengkak dengan putting susunya yang mencuat keras menantang tanda bahwa gadis itupun sudah sangat terangsang gairahnya. Kedua belah tangan lelaki itu berada di antara pangkal paha si gadis dan dengan kedua buah ibu jarinya ia menarik kedua belah bibir vagina itu kearah yang berlawanan sehingga liang itu menganga lebar memperlihatkan bagian dalamnya yang sudah penuh cairan bening dan bibir labia mayoranya yang tidak begitu bergelambir berwarna merah muda kecokelatan. Kedua bibir itu makin menyempit dan bertemu menjadi satu dan sedikit dibawahnya nampak bulatan daging kecil sedikit lebih kecil dari kacang tanah yang juga berwarna merah muda yang segera disambut dengan sapuan lidah kasap lelaki itu, hingga membuat tubuh si gadis menggelinjang setiap kali lidah itu mempermainkannya. Lidah Mr Park juga bergerak naik turun menjilati bibir labia majora si gadis dari bawah keatas, sesekali menyelinap masuk diantaranya dan kemudian kembali mendarat di clitorisnya. Sementara ibu jarinyapun bermain mengelus-elus pinggiran daging bibir vagina itu. Dan ketika Mr Park merasa jarinya sudah basah kuyup dengan cairan kental dan bening itu, ia mulai memasukan jari telunjuknya dengan perlahan kedalam, semula satu jari sebentar bermain disitu, kemudian menjadi jari telunjuk dan jari tengah. Masuk dan menekan bagian dinding atas vagina si gadis sedikit didalam dan didaerah dibawah klitorisnya. Wina menggelinjang hebat ketika kedua jari itu persis mengenai sesuatu didalam sana. “Aaaaahhhh …………………” ia merintih namun tetap saja kedua belah kakinya mengangkang lebar. Kini Mr Park menyudahi cumbuan diatas vagina si gadis dan menggantinya dengan kedua belah jarinya yang mengocok dengan gerakan tertetu yang selalu mengarah kedinding atas bagian dalam vagina Wina. Dan setiap kali gerakan setiap kali itu pula gadis itu merintih dan mengeluh tak berkesudahan. Gerakan tangan lelaki itu semakin lama semakin cepat, dan selalu berakhir pada daerah yang sama, bahkan makin lama gerakannya makin menggila seperti ingin menjebok kemaluan gadis itu dari dalam. Namun setiap kali itu pula si gadis merintih bahkan kini sudah mulai mem*kik dan mejerit jerit tak berkesudahan. “Aahh …………aduuuhhhhhhhhhhhh …………..nggghhhhhhhhhhh !!!” “Ohhhh ……….. Mr Park. Geli ……….. geli sekali ………..aduuuuuhhhhhhhhhhh!!!” Melihat Wina menjerit-jerit seperti disiksa birahi tak berkesudahan, Lelaki Korea itu bahkan kini makin mempercepat gerakannya, apalagi kini kedua belah jarinya terasa semakin basah kuyub tanda si gadis sebentar lagi akan didera siksaan yang makin hebat ……….” Bahkan kini terlihat cairan bening yang keluar dari selangkangan Wina mulai mucrat tak karuan akibat gerakan tangan lelaki tua itu. “aaaaaaaaaaaaaakkkkh ………………………..” dan ketika jeritan panjang gadis itu lepas dari mulunya maka saat itu pulalah dari liang kewanitaannya memucratkan cairan bening seperti air seni yang bukan main banyaknya dan muncrat sedemikian jauh dari tempat dimana ia terbaring. Sssssssssrrrrrrrrrrrrrrrrr …………............ seerrrr ………………. Seeeerrrrrrrrrrrrrr…………. Diikuti kemudian dengan muncratan-muncratan kecil beberapa kali menyusul kemudian, membasahi lantai dan sprei tempat tidur disekelilingnya. Kemudian Mr. Park menghentikan gerakannya sambil kedua jarinya tetap berada didalam liang vagina si Gadis dan membiarkan gadis itu mengejang beberapa kali sebelum kemudian melemas dan terengah-engah . “Oohh ………..Aaduuuhhhhhhhhhhh!” diapain saya koq bisa begini Si Gadis bertanya ditengah nafasnya yang terengah-engah …………………… “Nona Wina suka kah ?” tanya Mr Park setengah berbisik ……………. “Hhmmm …….. ?” ia kembali mendehem menunggu jawaban si gadis yang masih berusaha mengatur nafasnya. “Oh …… luar biasa, rasanya ……………..!” “Aku belum pernah seperti ini dengan yang lain ……………………….” Si gadis berkata terpatah-patah. “Bernar kah?” Gadis itu hanya mengangguk saja dalam keterengah-engahannya. Dari balik pintu akupun terkagum-kagum melihat adegan tadi, belum pernah aku berlaku seperti itu terhadap Wina bahkan dengan gadis-gadis yang lain. Memang Mr. Park pernah mengajarkan aku teknik seperti itu yang belum pernah berhasil aku praktekan dengan beberapa wanita teman tidurku. Bahkan dengan Wina aku tidak berani melakukannya, takut menyakitinya. Namun apa yang barusan aku saksikan ternyata membuyarkan semua ketakutanku, bahkan aku telah kecolongan kembali kini didahului Mr. Park dengan memberikan pengalaman pertama ejakulasi wanita pada diri gadis itu. Perasaan cemburu, kecewa, marah, benci berkecamuk di kepalaku, tapi anehnya bukannya menghentikan mereka tapi aku justru menikmatinya, perlahan perasaan perasaan itu berubah menjadi nafsu, gairah dan kurasaka sensasi yang aneh, yang jelas aku mulai menikmati melihat mereka bercinta. Kejantananku perlahan menegang dari balik celanaku, lidah laki laki itu mulai menyusuri perut Wina, tangannya sudah meremas buah dadanya yang sebelah kiri yang masih terbungkus cup 34C nya tanpa tergesa-gesa melucutinya. Aku masih berdiri terbengong di pintu, tak tahu harus berbuat apa, tanpa kusadari tanganku sudah meremas kejantananku yang makin menegang. Ada sensasi aneh yang menjalar di batang kejantananku ini, membuatku makin pensaran untuk menyaksikan adegan selanjutnya. Pria itu kemudian mulai beringsut naik menindih tubuh Wina, mereka berciuman, saling mengulum lidah masing-masing, saling melumat setiap bagian bibir tanpa melewatkannya satu sentipun, lidah mereka dengan liar saling menggapai saling menjilat bertemu satu sama lain didalam mulut lawannya. Sesekali Mr. Park mengalihkan ciuman mautnya itu ke leher, dagu terus merayap ke daerah di belakang telinga, bahkan lidahnya dengan ahlinya menjilati liang telinga si Gadis dam membuatnya melenguh lirih, ciumannya terus merambat balik lagi ke dagu, turun ke leher merayapi leher si gadis dan turun ke pundak sebelah kanan. Dan ketika Mr. Park menggigit pelan pudak putih mulus itu si Gadis tak kuasa menahan hasratnya dan mendesis lirih sambil meremas rambut lelaki itu sambil membalas cumbuannya dengan menciumi pelipis dan telinga Mr. Park ditingkahi dengan sapuan lidahnya yang menjilat apa saja yang bisa ia jilat. Aku sungguh kagum pada lelaki itu, ia sungguh berpengalaman dalam membangkitkan gairah si gadis dengan tampa tergesa-gesa ia melakukan semuanya, dan dengan sabar menunggu gairah si gadis untuk naik perlahan-lahan. Ini terbukti ketika wajah lelaki itu turun kearah dada si gadis, ia dengan sabar tidak segera menjatuhkan ciumannya diatas pucuk payudara Wina, seperti yang selama ini aku lakukan, tetapi memberikan ciuman-ciuman ringan disekitar pangkal bukit payudara si gadis melingkar mengikuti bentuk bulatannya dengan perlahan-lahan naik keatas, dan ketika sampai di puncaknya, mulutnya sengaja menghindari putting susunya dan hanya menyerempetkan ujung bibirnya ke putting susunya, melewatinya untuk kemudian menberikan ciuman di bongkahan sisi payudara sigadis, dan memberikan cupangan yang dalam sehingga membuat si gadis melenguh galau. Demikian dibuatnya beberapa kali hingga si gadis tidak tahan lagi dan meremas payudaranya sendiri sehingga membuat putting susunya kian mencuat runcing sambil menarik kepala lelaki itu ke arah putting susunya. Dan ketika itulah baru Mr. Park menjatuhkan cumbuan finalnya kepada putting susu Wina dengan melumat putting susu itu, menyedotnya dan mempermainkannya. Mulutnya sedemikian ahlinya sampai seakan-akan ia bisa mengunyah putting susu itu didalamnya. Tubuh si gadis melengkung mengikuti sedotan mulut Mr. Park dan dengan reflek tanggannya mendekap kepala yang sedang menempel di pucuk payudaranya itu, namun sedetik kemudian ia meronta dan melepaskan kepala itu dari dadanya. Ia merintih ……… “Oohhhhhhh Mr. Park ………….. diapain dada saya ……………..??”” sambil mendesis Lelaki itu tidak menjawab, hanya tersenyum saja sambil tangannya meremas-remas payudara itu. Lalu kembali menjatuhkan cumbuannya kepada putting susu gadis itu sehingga membuatnya makin mengelinjang dan mendesis desis. Dan kembali gadis itu tidak tahan terhadap cumbuan Mr. park dan mendorong kepala lelaki itu menjauhi payudaranya, namun untuk kemudian menariknya dan membenamkannya kembali diatas dadanya yang menggiurkan itu. Demikian terjadi sampai beberapa kali dimana wajah Mr. Park tidak saja menjelajah di atas payudara kanannya yang memang sudah terbuka, namun juga meringsek ke arah buah dadanya yang sebelah kiri yang masih tertutup cup-BH dan menyibakkan cup-nya sehingga kini buah dadanya yang kiripun menyembul tanpa penghalang dari baliknya. Kini kedua belah payudara itu menjadi sasaran tidak saja mulut tetapi juga kedua belah tangan laki-laki itu ikut meremasi bongkahan ranum itu, Jika mulutnya sedang sibuk dengan payudara kirinya, maka telapak tangannya dengan aktif akan meremas-remas payudara kanannya sambil sesekali menjentik, memilin bahkan mencubit pelan putting susunya. Demikian juga sebaliknya, jika mulutnya bergerak ke sebelah kanan, maka payudara kirinyalah yang menjadi sasaran untuk dipermainkan oleh a tangan yang satunya lagi. Lama kelamaan si gadis tidak tahan, ia mengelinjang meronta untuk melepaskan diri dari tindihan tubuh lelaki Korea itu, untuk kemudian berguling dan menindihinya dari atas.menciumi dada bidang pria itu, ciumannya terus turun hingga bawah perut, bahkan kini tangan Wina dengan tidak sabaran mulai melepas celana dalam lelaki itu dan menggapai kejantanan yang nongol dari baliknya. Menakjubkan, benda itu belum juga berdiri tegar sudah terlihat mulai membesar tetapi belum mencapai ukuran maksimal, tanda bahwa Mr. Park masih bisa mengendalikan gairahnya, Gadis itu segera menjatuhkan ciumannya ke pangkalnya sambil tangannya meremas buah pelirnya dengan perlahan, ciumannya merayap naik sampai ke pucuk sebelum ia membuka mulut untuk kemudian melahap benda itu bulat-bulat sehingga masuk sempurna kedala mulutnya dan disedotnya benda itu sambil perlahan-lahan dilepaskannya kembali. Demikian berkali kali sehingga dengan perlahan benda itu bangkit mengeras dan membesar didalam mulut si gadis. Wina baru berhenti ketika mulutnya tanpa sadar sudah tidak muat lagi untuk mengulum total benda itu dan hanya mampu membenamkan 2/3 dari total panjang batang yang sekarang sudah mengeras itu. Kejantanan Mr. Park rupanya tidak luar biasa ukurannya, hanya saja diameternya memang agak gemuk. Kuperhatikan panjangnya mungkin sekitar 15 cm saja tetapi memiliki diameter yang lebih besar dan kepala penis yang besar pula. Mulut mungil Wina terus mengulum dan memepermainkannya, penis itu meluncur keluar masuk mulutnya, hidung Wina terkadang menyentuh rambut pubic pria itu, sesekali Wina mempermainkan kepala dan batang penis dengan lidahnya, dijilatinya dari ujung hingga pangkal, begitu pandainya dia mamainkan irama, pria itu mendesis desis dalam kenikmatan kuluman sang Wina. Ketika Wina mengulum pria itu, posisi tubuhnya nungging membelakangiku hingga terlihat bibir vaginanya yang sudah sangat basah seolah mengundang menantang. Dengan penuh gairah Wina mengocok penis pria itu, hanya desis kenikmatan keluar dari mulutnya sambil tangannya memegang kepala Wina dan menekan untuk lebih dalam memasukkan penisnya. Kepala Wina terus bergerak naik-turun seirama menstimulasi gerakan senggama kepada batang penis yang sudah sangat tegang dan keras didalam mulutnya yang menghisap kuat-kuat. Nampak kedua pipi gadis itu sampai kempot setiap kali batang itu meluncur masuk jauh kedalam mulutnya yang mungil. Pria itu kemudian melolosi BH yang masih melekat di dada Wina. Dengan sekali sentak, lepaslah kaitan BH yang ada dipunggungnya dan dengan cepat benda nylon warna putih itu segera terlempar kebawah tempat tidur. Gadis itu kini telanjang bulat sama seperti Mr Park dan masih sibuk mengulum kejantanan lelaki Korea itu. Sesekali Mr Park yang berbaring terlentang membelai serta meremas payudara gadis itu yang kini mengelantung segar kebawah seiring dengan tubuhnya yang sedang menungging di antara kedua belah pangkal paha Mr. park. Sesekali pula lelaki itu memilin kedua putting susunya bergantian untuk menambah rangsangannya kepada gadis itu. “Dammm ……….. sial!” aku mengupat didalam hati, hatiku terbakar terasa mata dan wajahku panas menyaksikan perbuatan mereka, namun desakan dan rangsangan yang aku rasakan pun makin membuat ku terpaku dan tanpa aku sadari aku sudah mengeluarkan batang kejantananku yang telah menegang keras dari balik celana dan mengocoknya perlahan-lahan sambil mataku tetap menyaksikan adegan panas yang terpampang didepan mataku itu. Tiba-tiba pria itu meronta, ia menarik tubuh gadis itu berdiri, aku sempat terkejut dibuatnya dan dengan reflek bersembunyi dibalik dinding sebelum mereka melihat kehadiranku disana. “Shit ……..!!” hampir saja! Rupanya Mr Park memojokkan Wina di sudut dinding kamar, lalu dengan sigap membimbing kejantanannya untuk memasuki vagina Wina. Rupanya Pria itu, ingin bersetubuh sambil berdiri. Persatuan kelamin itu menyengat dua anak manusia dalam gairah birahi. Bagai terkejut listrik, si gadis saling melenguh dan menjerit. "Agghhh ………….!!! Pria itu menggangkat sebelah tungkai Wina ke pinggangnya, menahan dengan tangan. Tangan kukuh satunya mencengkram pantat gadis itu, menariknya bersamaan dengan tekanan kejantanan pada kewanitaan di gadis. Bibir Wina memberontak lepas dari pagutan birahi, "Ahhh...!!!", jeritnya. Kepalanya tersentak ke belakang, punggungnya melengkung, tangannya mencengkram pantat laki-laki itu. " Mr. Park.....", jerit Wina, gadis itu menggigit bibirnya sendiri merasakan sensasi yang luar biasa pada bagian bawah tubuhnya. Laki-laki dan gadis bersetubuh sambil berdiri. Dari gerak tubuh keduanya, jelas si lelaki menguasai permainan. Panggulnya berayun cepat dan mantap, menyebabkan kejantanan besar miliknya menelusuri liang kewanitaan si gadis. Gerak tubuh Wina tidak terarah, lebih menyerupai geleparan liar. Belum pernah ada kejantanan yang memberi sensasi persetubuhan seperti milik laki-laki itu. Kelihatan sekali gaya laki-laki itu bersetubuh sungguh membuat wina kewalahan. Pertama cepat dan mantap. Lalu berubah perlahan dan tenang. Berubah lagi menghentak-hentak liar. Setiap kali kejantanan itu menghujam masuk, bibir kewanitaan ikut melesak masuk. Setiap menelusur keluar, lingkar kepala batang itu seakan menarik keluar dinding kewanitaan. "Adduuhhh Mr. Parkkk!!!......oouukkhhh!!!...sssshhh......" Mendengar jeritan si gadis, panggul laki-laki itu bergerak maju mundur makin cepat. Selang beberapa saat, tubuh Wina menegang, goyangan pinggulnya semakin liar. Jemari lentik mencengkram pantat laki-laki itu, menancapkan kuku. Jeritannya semakin keras. Pria itu tahu, Kelihatannya Wina mendekati puncak kenikmatannya. Laki-laki itu mempercepat goyangan panggul, mempercepat keluar-masuknya kejantanan dalam liang kewanitaan. Suaranya berkecipak, makin menambah nafsu keduanya. Pria itu menjilati puting payudara untuk menambah rangsangan pada tubuh si gadis, menjelang puncak yang akan diraihnya sesaat lagi. Sesekali rambut kasar di dagu laki-laki itu memarut kulit halus bukit payudara si gadis. Punggung Wina melengkung, kukunya menancap dalam ke daging pantat laki-laki itu. Perih. Otot kewanitaannya meremas kejantanan besar yang memasuki tubuhnya. Percuma, kejantanan itu tetap keluar masuk dengan mantapnya, mengantarnya ke puncak birahi. "Akkhhh!!!...Mr. Parkkk!!!...", pinggulnya bergerak-gerak binal tak terkendali. Kepalanya menggeleng liar. Meledaklah Wina, mencapai orgasme pertamanya dalam persetubuhan ini. Tungkai gadis itu gemetar menahan tubuhnya. Tangannya menggapai-gapai, mencari pegangan pada rak sound system. Tubuhnya melorot. Pria itu menahan tubuh Wina dalam pelukannya. "Mr. Park......aku engga kuat berdiri …....." Laki-laki itu tersenyum penuh kemenangan. Tanpa melepas persatuan kelamin, Pria itu menggendong tubuh Wina menuju sofa. Laki-laki itu duduk di sofa, memangku tubuh si gadis diatasnya. Mata Wina masih terpejam menikmati orgasme pertama. Napasnya masih terengah satu-satu. Cuping hidungnya kembang kempis. Kejantanan Pria itu masih mengacung tegak sekerasnya. Orgasmenya masih jauh. Mata gadis itu membuka perlahan, bibirnya berbisik lirih. "Mr. Park...adduuhh geda banget", ungkapnya sambil menggelengkan kepala. Perlahan pinggul Wina bergerak maju-mundur, ke kiri-kanan, juga berputar. Tubuhnya menari-nari di atas tubuh laki-laki itu. Berjingkrak-jingkrak ria. Sesekali melonjak-lonjak perlahan, menjaga kepala kejantanan agar tidak menghantam mulut rahimnya. Bibir mungilnya mendesahkan kata-kata birahi Ini saat-saat yang paling membuat Pria itu puas. Melihat seorang wanita di atas tubuhnya begitu menggebu hendak meraih nikmatnya orgasme. Bukit kembar dadanya berayun mengikuti gerak tubuhnya. Jemari si lelaki memainkan kedua puting payudara. Memelintir dan menarik-narik berselang seling. Gadis itu semakin liar dan binal. Pria itu suka sekali melihat si gadis melonjak-lonjak liar di atas tubuhnya. Gairah nafsu Wina mengingatkan laki-laki itu dengan seseorang di masa remaja, hubungan seks pertamanya. Gerak pinggul Wina semakin cepat. Maju-mundur semakin cepat. Tangannya semakin kuat mencengkram. Kuku-kukunya semakin dalam menancap. Tubuhnya menegang, pinggulnya berkejat-kejat. Desahannya berubah menjadi jeritan ledakan birahi. Orgasme kedua diraihnya "Mr. Parkkkk!!!... aakhhh!!!...ohhh …………Mr. Park...ssshhh..." Mengambil napas sejenak, gadis itu merubah posisi. Tanpa melepas persatuan kelamin, Wina memutar tubuhnya, memunggungi wajah laki-laki itu. Putaran itu membuat Pria itu mengejang sesaat. Kejantanannya seakan terpelintir. Wajahnya meringis. Dan tanpa beristirahat, pinggul sexy Wina bergerak-gerak lagi. Gerak maju-mundur, kiri-kanan, dan berputar. Deru desah gadis itu kembali terdengar. "Ohhh Mr. Parkkk...nnggghhhh ……..." Dengan posisi seperti itu, kini aku bisa dengan jelas melihat seluruh tubuh Wina yang telanjang menghadap ke depan, dan dengan jelas pula aku bisa melihat batang kejantanan laki-laki itu yang besar dan sangat keras itu keluar masuk di dalam liang vagina Wina yang seolah-olah tak mampu menampung diameter ukuran benda itu yang diameternya memang ‘agak’ luar biasa dibanding punyaku yang pernah bersarang disana. Disela-sela jeritan, jemari lentiknya mengelus-elus scrotum, buah kejantanan itu. Terus pinggulnya bergerak maju-mundur, ke kiri-kanan, berputar. Tubuhnya masih berjingkrak-jingkrak ria. Masih melonjak-lonjak diatas tubuh laki-laki itu. Sekarang punggung basah yang terlihat dihadapan Pria itu. Butir-butir mutiara keringat berkumpul, dan satu demi satu bergulir mengalir membasahi pinggang dan bungkahan pantatnya. Sementara lelaki yang berada dibelakangnya berusaha untuk menghindarkan wajahnya dari kibasan rambut panjang Wina yang berkibas kian kemari seiring dengan hentakan-hentakan tubuhnya. Namun rupanya Wina mengerti situasinya, dan ia menarik semua rambut panjangnya ke sebelah depan hingga kini seluruhnya menutupi payudaranya yang sebelah kirinya Wajah lelaki itu kini leluasa, dan kembali kedua tangannya menggapai belahan payudara ranum si gadis untuk kembali meremas-remas dengan gemas. Sesekali memilin puting susunya yang sudah sangat ereksi. Kini bahkan panggul Pria itu berayun naik turun, menggerakkan kejantanan menelusuri liang kewanitaan. Sesekali menghentak memancing jeritan birahi gadis itu. Jeritan kaget disertai rasa nikmat. Jemari Pria itu meraba bukit kewanitaan Wina, mengelus-ngelus kelentitnya. Menekan-nekan dan menggetarkan tonjolan daging kecil itu dengan ujung jari. Beberapa saat kemudian gerakan pinggul Wina kembali liar semakin cepat, berkejat-kejat. Tubuhnya menegang lagi. Punggungnya melengkung. Tangannya mengapai mencari pegangan. Laki-laki itu memberikan tangannya. Wina menggenggam erat. Lalu meledak lagi jeritan birahinya. "Agghh!!!............ssshhh...ohhh... nnggghhhhhh !!! " Pinggul Wina menyentak-nyentak dengan hebat, gerakan liarnya sekonyong-konyong berhenti berganti dengan gerakan tak beraturan di sekitar pinggul bagian bawahnya, sementara tubuh atasnya mengejang kaku. Kedua tanggan Wina meggapai-gapai kesana-kemari berusaha untuk mencengkeram apa saja yang ditemuinya. Sementar itu dari liang vaginannya menyembur cairan bening luar biasa derasnya membasahi benda keras yang sekarang sedang berada didalam dirinya dan sisanya berceceran disofa sekitar tempat mereka berdua duduk berpangkuan. Gerakan pinggul si gadis semakin melemah, lalu terdiam terhenti, menyerah pasrah. Tubuh Wina ambruk kali ini. Punggung basah itu rebah didada Pria itu. Pinggul gadis itu masih bergerak-gerak lemah, semakin membangkitkan birahi. Beberapa saat kedua insan itu terdiam dengan nafas tersengal-sengal, mengumpulkan kembali nafas mereka yang tadi berpacu menuju puncak kenikmatan, namun rupanya lelaki itu masih jauh dari tujuannya, hingga tak lama kemudian dia bergerak melepaskan diri, beringsut bergeser ke ujung sofa, ia meraih tissue yang terletak di meja kecil, diambilnya beberapa lembar untuk kemudian melap batang kejantanannya yang sudah sangat basah dan licin kebanjiran cairan kewanitaan. Kemudian ia berjalan kembali mendekati gadis itu yang masih terduduk lemas di sofa. Tanpa canggung-canggung, ia meraih kepala Wina dan tanpa basa-basi menariknya agar mendekati bagian bawah perutnya, menjejalkan batang kejantanannya tepat dimulut Wina. Gadis itu mandah saja, langsung membuka mulutnya mengulumnya sambil menghisap kuat tiap kali ia menarik keluar sebagian isinya. Kadang-kadang dikeluarkannya benda itu dari dalam mulutnya untuk membiarkan lidahnya menjelajah di sekitar kepala dan pangkal kepala penisnya sebelum kembali melumatnya. Tak berapa lama kemudian lelaki itu menarik kembali batang kejantanannya dari kuluman mulut Wina dan memberi perintah. "Nona Wina, itu ….. coba balik badan..hadap sana …...", bahasa Indonesiannya yang patah-patah dibarengi dengan isyarat telunjuknya yang berputar menunjuk kearah luar. Nampaknya Wina mengerti, terbukti ia menuruti kemauan lelaki Korea itu. Tubuhnya berbalik membelakangi softa pantatnya nungging, lututnya bertumpu di pinggir sofa, sementara kedua sikunya bertumpu pada sandaran sofa. Pria itu berdiri di belakangnya, mengamati kewanitaan gadis itu. Merekah, membuka membentuk lorong merah. Sungguh merangsang. Laki-laki itu mengarahkan kejantanan pada kewanitaan itu. Mendorong masuk sedalamnya dengan hentakan kasar. Mentok! Disertai dengan lenguhan tertahan Wina “nnggggghhhhhhh …………!” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Pria itu kembali menggoyangkan panggulnya maju mundur. Cepat dan mantap. Kejantanannya menelusuri lagi liang kewanitaan si gadis. Tangan Pria itu mencengkram pinggul Wina. Gadis itu menjerit lagi, Ia diambang rasa puas sepuasnya. Hujaman kejantanan pada kewanitaannya semakin cepat. Jeritannya semakin lama semakin melengking. Dan tak lama kemudian ……. "Mr. Paarkk !!!...ohhh...aku klimaks lagi!!...ohhh...udah Mr. Park cukup...aku tak kuat lagi!!", jeritnya dipuncak kenikmatan. Lagi, langsung tanpa istirahat, Pria itu meneruskan persetubuhan itu. Hampir selesai. Nafsu dalam dadanya benar-benar bergolak sekarang. Pandangnya mulai pudar, suara-suara sayup terdengar. Kesadarannya menipis. Telah didengarnya tadi, kata-kata mendekati ampun. 'cukup', artinya buat laki-laki itu mendekati kata 'ampun'. Satu gaya lagi, dan Wina akan menjerit minta ampun. Pria itu mengangkat tubuh Wina, merebahkannya di karpet. Laki-laki itu mengambil bantal sandaran sofa. Menyelipkan dua bantal di bawah pantat si gadis, membuat kewanitaan si gadis membukit. Kembali Ia mengarahkan kejantanan memasuki kewanitaan. Cepat, mantap dan kuat. Langsung menggoyangkan panggul, mendorong keluar masuk kejantanan dalam liang kewanitaan. Bukit kembar payudara si gadis berayun mengikuti goyangan panggul laki-laki itu. Posisi seperti ini membuat kelentit Wina menjengit, bersinggungan dengan batang kejantanan Pria itu “Aduuuhh …………Mr Paakk ngilu sekali!!...ohhh!!! aku ngga tahan......ohhh ………………… Mr. Paaarkkk...ampun...ampun!!!...aku ngga kuat lagi...", jeritnya terus. Tangannya mencengkram dada Pria itu mencakar, menancapkan kukunya. Mendengar kata-kata 'cukup', 'ngga tahan', 'ampun', puas sudah nafsu dalam dada Pria itu. Kepuasan dalam dada merangsang seluruh syaraf pada kejantanannya. Ujung batang itu mulai berdenyut-denyut siap meledak menuju puncak kenikmatan. "Akkhhh!!! Mr. Park...aku klimaks lagi!!!...ouuhhh...ampun Mr. Park...ampun...aku engga kuat lagi!!!", jerit si gadis. Tiba-tiba gadis itu seperti teringat akan seuatu, "Jangan di dalem Mr. Park!!...jangan di dalam!!", pinta si gadis. "Okkhhh!!...Wina...aku klimaks!!...aku klimaks!!...aagghhh!!!...",jerit Pria itu. “Jangan didalam …………………….Aauuwww …………..!!” Gadis itu terpekik ketika merasakan semburan cairan hangat didalam liang vaginanya. Cairan mani yang menyembur dengan derasnya. Lelaki itu tidak sempat mencabut kejantanannya dari dalam liang senggama Wina dan tak kuasa untuk menahan untuk tidak menyemprotkan air mani didalamnya. Banyak sekali cairan mani yang disemburkan lelaki itu hingga dengan mudahnya sebagian cairan itu segera meluap keluar dari sela-sela himpitan liang vagina Wina yang masih menjepit erat batang kejantanan laki-laki itu yang kini berdenyut-denyut dengan kencangnya, seolah berusaha keras untuk menyemburkan air mani sebanyak mungkin. Lelaki itu begitu kuat memeluk tubuh Wina seakan tidak ingin melepaskan gadis yang sedang meronta-ronta dibawahnya berusaha untuk melepaskan diri karena tidak mau menerima semburan air mani didalam tubuhnya. Tetapi apa lacur, tubuh lelaki setengah baya itu begitu berat dan pelukannya begitu kuat, sehingga pada akhirnya gadis itu hanya terkulai pasrah sambil menggigit bibir dengan mata terpejam menunggu tubuh lelaki yang menindihinya memisahkan diri. Dan ketika tubuh Mr. Park menggelosoh disampingnya memisahkan diri, dengan sisa-sisa tenaganya gadis itu memaksakan diri untuk bangkin dan terhuyung-huyung melangkah kearah kamar mandi. Nampak diantara kedua pangkal pahanya itu lelehan cairan putih yang meluncur turun dan membasahi bagian dalam kedua belah pahanya. Tak lama kemudian terdengar suara shower dibuka didalam kamar mandi. Mungkin gadis itu sedang berusaha membersihkan diri dari sisa-sisa air mani yang berceceran membasahi bagian bawah tubuhnya itu. Sementara lelaki Korea itu bangkit berdiri dan menyambar botol air mineral yang ada di atas meja dipinggir tempat tidur dan menenggaknya sampai habis, ia berdiri beranjak menuju ke sebuah meja di sudut kamar, membuka lacinya dan mengeluarkan botol yang berisi beberapa butir kapsul, mengambilnya satu biji dan menelannya, sambil kembali menenggak air dari botol kedua. Lalu ia mengeluarkan sebuah video cam, mengesetnya dan meletekannya diatas meja persis menghadap kearah ranjang. Rupanya lelaki itu sedang merencanakan sesuatu, mungkinkah dia akan mengulang perbuatannya sambil merekam, padahal dia baru saja menguras tenaga mati-matian? Aku meragukan itu. Tapi ternyata memang benar, kelihatannya kapsul yang dia makan itu sepertinya obat pembangkit atau obat kuat atau semacamnya, terbukti laki-laki itu duduk di pinggir ranjang sambil tanggannya mengocok batang kejantanannya sendiri yang kini sudah mulai kembali bangkit berdiri. Luar biasa. ……………. Ingin rasanya aku juga memiliki obat itu, yang bisa mengembalikan ketegaran dan kejantanan dalam hitungan menit saja. Dari mana asalhya? Pasti ramuan tradisional Korea. Tak berapa lama kemudian Wina muncul dari dalam kamar mandi, kini tubuhnya telah terbalut handuk warna kuning sehingga menutupi tubuhnya yang telanjang sampai sebatas paha, dan rambutnya yang tadi tergerai kini telah digulungnya dan disanggul ala kadarnya keatas memperlihatkan lehernya yang jenjang. Gadis itu melangkah mendekati tempat tidur dan duduk disisi seberang dimana Mr. Park duduk dengan agak membelakangi tubuh si Gadis. “Koq dikeluarkan didalam sih ……….?? Kan Wina engga mau ……..!” gadis itu memprotes apa yang barusan dialaminya. “Nanti kalau Wina hamil gimana ? Sekarang Wina sedang subur …………..” ia nampak khawatir dengan kejadian barusan. Lelaki itu tertawa “Nona Wina tidak usah takut …………..!” “Saya tidak bisa bikin nona hamil ……………!!” “Kenapa tidak?” si gadis kembali bertanya “Saya sudah steril …………….. “ “Itu …… saya …………..sudah …….steril ………… “, “dokter sudah bikin saya ….. steril” “Kruna ……. Saya anak sudah tiga!” , “tidak mau punya anak lebih banyak ……………!” “saya sudah ………..vase ……….vase ……….” Terlihat lelaki itu kesulitan menyebutkan suatu istilah. “Vasektomi ??” kata si gadis “Betul …………!!!!” lelaki itu membenarkan Tampak sebersit kelegaan diwajah si Gadis, namun kelihatannya ia ingin mengkonfirmasi jawaban Mr. Park “Yang bener ………… ? Mr. Park tidak bohong?” “Benar! Bagaimana saya bisa bohong sama nona Wina ………………” “Gadis secantik nona Wina tidak boleh bikin bohong!” kata Mr. Park sambil mencolek dagu si gadis. “Aahh ….. gombal!” si Gadis merajuk sambil melengoskan wajahnya. Kesempatan itu tidak disia siakan oleh Mr. Park, ia segera memeluk tubuh sigadis dan mendaratkan ciumannya kembali di bibir mungil gadis itu. Sedetik Wina kaget dan meronta, namun kemudian setelah tersadar ia mandah saja membiarkan lelaki itu mencium bibirnya, bahkan nampak ia dengan bersemangat membalasnya. Kembali kedua bibir itu saling terpaut dan bertukar lidah, sementara tangan lelaki itu meraih sebelah tangan si gadis untuk diletakkan di selangkangannya. Si gadis kaget begitu menemukan benda keras dan panjang dalam genggamannya. “Iiihhhhhhhhhhh koq masih berdiri sih ??” Si lelaki tertawa “Saya masih mau lagi ………………!” Kata laki-laki itu sambil tangannya tetap memaksakan tangan sigadis menggenggam batang kejantannya. Dibimbingnya tangan sigadis untuk menjelajah di sepanjang batang itu dari bawah sampai atas dan mengocoknya perlahan-lahan. Dengan pandangan kagum namun bercampur sedikit ngeri gadis itu menatap benda panjang dan keras yang sekang sedang digenggamnya itu. Benda itu sedemikian mengacung besar dan keras dan tak nampak sedikitpun bahwa sebenarnya dia habis bertarung mati-matian dan menguras tenaga. Tangan gadis itu mengurut benda itu dari bawah perlahan keatas dan berhenti didaerah kepalanya yang membesar dan berwarna merah tua keunguan, serta mengkilap. Lalu jari telunjuknya bergerak memutar mengikuti bentuk kepala penis yang seperti kepala jamur itu. Terus bergerak memutar makin lama makin kearah pucuknya yang memiliki mulut kecil dan mengusap belahan milit kecil itu beberapa kali. Tiba-tiba terdengar bunyi dering handphone, dan terus berbunyi beberapa kali sebelum akhirnya Mr. Park dengan malas bangkit berdiri mengambil handphonenya dan mengangkatnya. “SeungSeyoo …..” seperti itu kedengarannya, mungkin sapaan hallo kalau dalam bahasa Inggris “Yee … yee…….” Nampak ia berbicara dengan serius dengan handphonemya, nampak ia juga beranajak ke meja dan meraih pena serta mencoret-coretkannya di atas kertas beberapa kali. Lalu berbicara kembali dengan serius sambil kembali beranjak mendekati tempat tidur, persis berhenti didepan si gadis yang masih duduk bersimpuh diatas kasur. Kini bagian bawah perut lalaki itu persis berada di depan wajah si Gadis, dan tanpa disuruh lagi karena Wina pun sudah mengerti apa kemauan laki-laki itu sehingga dengan otomatis ia mendekatkan wajahnya kearah selangkangan Mr Park. Dari balik pintu aku tidak bisa menyaksikan dengan jelas aksi mereka karena kini tubuh telanjang Mr. park persis berdiri membelakangi pintu dan Wina berada tepat di depannya sehingga pandanganku terhalang oleh tubuh lelaki Korea itu. Namun aku mengerti sekali apa yang sedang diperbuat oleh Wina, apalagi sekarang kedua belah tangan gadis itu memegangi pinggang Mr. park dan tubuh Mr .Park pun sedikit bergoyang-goyang maju mundur dihadapannya. Mr, Park terus berbicara panjang lebar di telephon dan selama itulah si gadis meng oral batang kejantannya. Bahkan akhirnya lelaki itu menarik lepas libatan handuk yang membungkus tubuh si Gadis sehingga kini kembali ia telanjang bulat. Tangan kiri Mr. Park yang bebas malah kini menggapai buah dada Wina yang sebelah kanan, meremasnya sejenak sebelum kemudian memilih untuk mempermainkan dan memilin-milin putting susunya. Dan ketika ia selesai berbicara dengan handphonenya dengan begitu saja ia lemparkan benda itu diatas ranjang, lalu mendorong tubuh Wina terlentang diatas ranjang dan langsung menindihinya. Sejenak kemudian batang kejantanan laki-laki itu telah kembali bersarang dalam liang kewanitaan Wina yang kini terlentang mengangkang. Aku bisa menyaksikan dengan jelas benda itu keluar masuk didalam liang vagina Wina karena memang posisi mereka yang menghadap ke arah pintu kamar. Kedua insan itu kembali asik masyuk berpacu dalam birahi mereka mencapai kenikmatan. Dan pada saat itu pula tanpa sadar tanganku bergerak semakin cepat mengocok batang penisku sendiri, terus ….. semakin cepat ….. dan “Shit……………” Aku Orgasme ……..!! Air maniku mucrat kemana mana, reflek kututupi kepala batang penisku agar air maniku tidak berceceran kemana-mana, aku beranjak mundur dan menggapai kotak tissue yang ada di meja ruang tengah. Lalu dengan terengah-engah duduk disitu sambil membersihkannya. Setelah menenangkan diri aku berpikir tidak ada gunanya aku berada disini, menunggu mereka selesai dan itupun aku tidak tahu kapan mereka akan selesai, maka akhirnya kuputuskan untuk keluar dari apartemen Mr Park untuk pergi ke Coffe Shop di bawah. Perlahan-lahan aku membuka pintu untuk beranjak keluar dari apartemen itu dan menutup pintunya perlahan-lahan pula, khawatir suara bantingan pintu terdengar oleh mereka. Lalu aku beranjak menuju lift untuk turun kebawah. Perasaanku galah, kacau tidak karuan, otakku pun seperti tidak bisa berpikir wajar, dan ketika lift kembali terbuka aku melangkah menuju cafι yang ada di pinggir kolam renang dan memesan segelas expresso. Lama aku tercenung merenungi apa yang baru saja aku saksikan diatas. Aku tahu Mr. park doyan perempuan, bahkan kita beberapa kali malah pergi bersama untuk hunting gadis-gadis malam dari pub, cafι dan karaoke untuk kemudian membawanya kedalam apartemennya untuk kemudian menggauli mereka, bahkan sering kali kami lakukan secara beramai-ramai dan bertukar pasangan. Aku juga tahu beberapa rekan kantor juga menjadi gula-gulanya, seperti si Venty, Iin dan beberapa lagi lainnya. Tapi sungguh surprise bagiku jika ternyata Wina-pun merupakan salah satu dari mereka. Sungguh gadis itu waktu aku kenal masih sangat polos dan Alim, bahkan boleh dibilang akulah yang membawa dia kedalam permainan dan pengetahuan dalam sex sampai akhirnya ia menyerahkan keperawanannya kepada pacarnya, sebelum akhirnya jatuh dalam pelukanku. Kupikir selama ini dia hanya terikat kepada pacarnya dan kepadaku saja. Aku sungguh tidak menyangka bahwa iapun akhirnya terlibat pergaulan sebebas ini dengan lelaki lain. Lebih dari Dua jam aku termenung dibawah, sambil sesekali menenggak kopi yang terasa sangat keras itu, sampai akhirnya kuputaskan untuk kembali ke atas. Mungkin mereka sudah selesai disamping aku juga harus memenuhi panggilan Mr. Park karena dia memang memanggil aku ke apartemennya. Perlahan-lahan aku kembali membuka pintu apartemennya, aku memang memiliki kunci duplikat apartemen dia karena memang dia memberikannya kepadaku untuk keperluan ‘pesta’ yang sering kita lakukan. Dengan mengendap-endap aku melangkah kembali mendekati kamar tidur yang pintunya kini sudah terbuka makin lebar. Belum selesai rasa ingin tahuku untuk kembali mengintip isi kamar itu, tiba-tiba sesosok tubuh perempuan muncul dari arah dapur dengan membawa gelas berisi air minum. Kami sama-sama kaget, perempuan itu juga terpekik tertahan ketika melihat kehadiranku disitu. Dan perempuan itu adalah ………….. Wina!! Gadis itu hanya mengenakan handuk yang membalut tubuhnya menutupi dada sampai sedikit dibawah pangkal paha. Rambutnya dibiarkan tergerai lepas lurus ke punggungnya dan nampak basah seperti habis keramas. Sangat cantik dia dalam keadaan demikian. Kerongkonganku tercekat, aku menelan air liur, mataku panas, kembali darahku bergejolak …. Antara marah, cemburu dan kagum melihat gadis yang berada didepanku ini. “Erryy ……… “ dia terlebih dahulu menyapa lirih Pandangan matanya yang tadi sempat kaget, kini perlahan-lahan berubah seperti memelas. “Ery …. Aku ……..aku ….!!” Terbata-bata tak kuasa ia meneruskan kalimatnya. Akupun terpaku membisu tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun, dan akhirnya terduduk diatas sofa panjang di ruang tengah. Winapun menyusul duduk diatas sofa didepanku dan bersimpuh, tangannya dengan keras mendekap dadanya memengang kuat simpul belitan handuk yang melilit tubuhnya. Seolah dia takut aku akan memaksa membukanya. Gadis itu tertunduk lesu dengan pandangan mata menatap kelantai seolah tak kuasa menatap pandangan mataku yang memerah karena amarah. Belum sempat aku menyusun kata-kata, tiba-tiba dari balik kamar muncul Mr. Park yang bahkan masih telanjang bulat. “Ah ….. Ery, sudah lama kah?” tanya lelaki itu ramah tanpa memperdulikan ketelanjangannya. Memang kami sudah biasa saling menyaksikan ketelanjangan masing-masing dalam setiap kegiatan kami berpesta dengan gadis-gadis itu, maka iapun tak canggung lagi dengan ketelanjangannya dihadapanku. “Baru saja kami selesai …………… nona Wina ini sungguh luar biasa” kata Mr. Park dengan gembira. “Iya saya tahu Mr. park ……….” Kataku tak bersemangat, sambil melihat kearah Wina Dan pada saat itu pandangan kami saling bertemu dan dia segera melengoskan pandangan matanya ke lantai. Ia tidak kuasa menatap mataku, solah dirinya merasa bersalah kepadaku. “Kamu tunggi sini sebentar!” kata dia sambil beranjak mendekati Wina, dan menggandengnya gadis itu untuk kembali beranjak kedalam kamar. Sejenak Wina seperti menolak, … “Nona Wina ………. Ada apakah?” tanya Mr. Park “Ah … nona Wina malu dengan Pak Ery kah?” tanya Mr, Park seperti bisa menebak jalan pikiran gadis itu. “Tidak usah malu …….. pak Ery sudah biasa disini!” sambil kembali menarik tangan si gadis. Sedetik Wina mengalihkan pandangan kepadaku, namun detik lain ia dengan berat mengikuti lelaki itu kembali kedalam kamar. Mereka masuk kembali ke kamar seperti tak memperdulikan kehadiranku disitu. Bahkan Mr. Park membiarkan saja pintu kamar tidurnya terbuka lebar. Sejenak kemudian ekor mataku sempat melihat secarik handuk putih terlempar keluar persis didepan pintu kamar tidur. “Bangsat ……………….!” Umpatku dalam hati, Kambali lelaki itu menelanjangi gadis pujaanku rupanya. Dan memang setelah itu kembali mulai terdengar desahan ditingkahi bunyi ranjang yang berderit. Aku tak tahan lagi untuk berdiam diri disitu, maka akhirnya aku putuskan untuk ngeloyor saja pergi dari tempat itu. Pergi, supaya aku tidak mendengar dan melihat lagi tingkah mereka berdua. http://siezhien.wen.ru